Menceritakan Kisah Hidup Diri Sendiri saat Public Speaking
CARABICARA – Judul postingan kali ini, kok kayak agak gimana
gitu ya? Wkwkwk. Eits tunggu dulu! Jangan
salah artikan hal ini sebagai narsisme lho, ya. Beda! Maksudnya bukan seperti itu kok.
Yang saya maksudkan di dalam materi ini adalah, kita membuka kembali memori
lama, menggali kembali kisah-kisah di dalam hidup kita yang menarik serta ada
pelajarannya, kemudian ceritakan. Dan
kita berupaya agar audience dapat
memetik hikmah, pengetahuan, bahkan hiburan dari kisah hidup kita yang telah
terceritakan.
Namun, pemikiran yang biasanya muncul di benak para public speaker yang masih belum banyak
jam terbangnya, biasanya tak jauh-jauh seputar “Saya cerita apa ya? Saya tidak
ada kisah yang menarik untuk diceritakan, nih!”
Hayooo, yang masih punya pemikiran seperti itu mending di
buang jauh-jauh, deh. Karena menurut
saya, tidak mungkin lah dalam hidup kamu tak ada satu hal pun yang menarik atau
unik yang bisa kamu ceritakan. Kan manusia yang setiap hari setiap saat ada
variasi jalan ceritanya, bukan robot yang hidupnya monoton karena telah di
program sebelumnya.
Momen paling lucu? Pasti ada. Momen paling menakjubkan?
Pastilah kamu pernah mengalami. Momen
paling sedih? Juga pasti ada. Momen paling unik? Pasti ada. Yang jadi masalahnya
adalah, apakah kamu bersungguh – sungguh
bersedia untuk menggali memori lama untuk dicari pelajarannya? Apakah kamu
bersedia berbagi kisah?
Sebaik - baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya
Menurut hadits, sebaik - baiknya manusia adalah yang
bermanfaat bagi yang lainnya, dan sedekah adalah salah satu jalan dari
kebermanfaatan. Ini adalah pernyataan direct, langsung kepada inti maknanya.
Baiklah, mari kita kembali lagi ke perihal keseriusan untuk menebar manfaat.
Para pembicara publik yang sudah banyak berpengalaman,
tidaklah sungkan untuk membagikan kisah hidup serta pengalamannya. Mereka kerap
kali menceritakan petualangan hidupnya,
entah itu perjalanan mereka menemukan agama yang pantas mereka peluk,
perjalanan bisnis mereka yang penuh lika-liku, dan lain sebagainya.
Tatkala mereka menceritakan itu semua, Sejatinya mereka
tidak sedang berharap audience
kasihan / empati terhadap mereka. Sama
sekali tidak. Mereka bercerita semata-mata mereka yakin, kisah mereka ada
pelajaran yang dapat diambil nilai manfaatnya untuk para audience.
Jadilah inspirasi bagi orang lain, jadilah pemberi nasihat
hidup berdasarkan pengalamanmu untuk orang lain. Doronglah mereka yang ingin
naik, dan cegahlah mereka yang akan jatuh. Itulah tandanya public speaker yang budiman. Wkwkwk
Demikian yang dapat saya sampaikan seputar materi
“Menceritakan Kisah Hidup Diri Sendiri”, semoga postingan ini membawa manfaat
bagi para pembaca / sobat blogger sekalian. Serta terima kasih untuk semuanya
yang sudah sudi mampir ke blog ini. Tetap semangat ya!
Posting Komentar untuk "Menceritakan Kisah Hidup Diri Sendiri saat Public Speaking"