Ubah Fokus agar Tujuan Public Speaking Tetap Terjaga
CARABICARA - Tatkala kita masih dalam tahap awal memulai
terjun di dunia public speaking,
terkadang ada sebuah ‘penyakit’ yang sebenarnya dapat mengusik tujuan awal
daripada public speaking itu sendiri.
Berbicara di depan publik yang pada awalnya bertujuan mulia untuk berbagi ilmu,
pengetahuan, serta pengalaman yang bernilai kepada para audience, ternyata jadi melenceng kemana-mana. Nama ‘penyakit’-nya
adalah : SALAH FOKUS!
Ubah Fokus agar Tujuan Public Speaking Tetap Terjaga
Sejatinya dari awal kita memulai untuk berbicara di depan
publik, kita harus memastikan bahwasannya fokus kita bukan ke diri kita sendiri.
Seperti contoh : ingin dibilang pinter lah,
keren lah, ganteng lah, inspiratif lah, calon menantu idaman lah, dan lah- lah yang
lain yang sejenisnya. Jangan ya! Hindarilah
dari berpikiran seperti itu. Yuk, kita ubah sudut pandang.
Menjadi pembicara publik, pada dasarnya adalah memberikan
pelayanan. Pelayanan macam apa? Ya itu, pelayanan untuk berbagi ilmu,
pengetahuan, serta pengalaman kita kepada para pendengar agar mereka
mendapatkan manfaat atas apa yang telah kita sampaikan. Jadi, fokuskan diri
kita menjadi audience, menjadi
pendengar. Membayangkan diri menjadi audience,
tentu juga berusaha untuk melihat melalui sudut pandang mereka. Saat kita tengah fokus untuk memberikan value ke audience, saat itu juga kita sedang mencoba untuk berempati. Dan pada
saat kita berempati, kita akan terdorong untuk menjadi pembicara yang mempunyai
value serta kualitas tinggi.
Tapi yang namanya berbicara di depan publik, tentu ada saja
kendalanya. Bisa kendala internal,
bisa juga kendala eksternal.
Misalnya, ketika ditengah presentasi tiba-tiba suara kita jadi serak sedikit,
atau distraksi lainnya. Walaupun sudah
begitu, tetaplah berusaha untuk menjaga fokus untuk tujuan utama kita.
Yaitu, PESAN. Audiences
sangat berharap kamu dapat membawakan inspirasi ke mereka. Jadilah seorang giver, bukan taker.
Seperti yang telah kita ketahui, jaman sekarang udah banyak
pembicara ulung yang berbicara di depan, namun ujung - ujungnya untuk jualan.
Contohnya : buku, seminar, MLM, dan
program lainnya. Apakah itu salah? Tidak, sama sekali tidak. Tapi yang perlu dikhawatirkan adalah kalau fokus kita untuk
menjadi taker seperti itu, dampaknya
justru akan sedikit bagi para pendengar. Berbeda halnya tatkala kita menjadi
seorang giver. Tulus menyampaikan
ilmu, yang artinya juga menghadirkan hati saat berbicara. Dengan menghadirkan
hati saat berbicara, yakinlah tanpa
perlu terang terangan berjualan pun, para audience
pasti akan selalu bertanya-tanya tentang kapan kamu akan mengadakan acara lagi.
Jadi, berikanlah kesan tulus untuk memberi. Karena sesungguhnya apa yang berasal dari
hati, tentu akan sampai ke hati jua.
Posting Komentar untuk "Ubah Fokus agar Tujuan Public Speaking Tetap Terjaga"